CIBINONG – Sabtu malam (21/06/2025), suasana Masjid Ibnu Katsir yang berada di lingkungan Sekolah Qur’an (SQ) Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah, Cibinong, Bogor, terasa berbeda dari biasanya. Sebanyak 25 santri mengikuti kegiatan spesial bertajuk “Ngaji Literasi”, sebuah kajian inspiratif yang mengangkat tema pentingnya berdakwah melalui tulisan.
Acara yang berlangsung sejak pukul 20.00 hingga 22.00 WIB ini menghadirkan narasumber M. Anwar Djaelani, seorang penulis produktif yang telah menerbitkan 13 buku dan ratusan artikel di berbagai media nasional. Ia juga dikenal sebagai Wakil Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Timur serta anggota Majelis Intelektual Muda Indonesia (MIUMI).
Dalam paparannya, Anwar menekankan bahwa menulis adalah salah satu bentuk dakwah yang sangat besar manfaatnya. “Menulis adalah ibadah yang menyenangkan,” ujarnya dengan semangat. Ia menambahkan bahwa tulisan memiliki kekuatan untuk menjangkau banyak orang, menembus ruang dan waktu, serta mampu menyampaikan pesan kebaikan secara luas.
Ia mengutip pesan Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Modern Gontor, “Andai saya tidak memiliki murid, saya akan mengajar dunia dengan pena,” sebagai pengingat betapa dahsyatnya peran tulisan dalam menyampaikan ilmu dan dakwah. Ia juga mengutip M. Isa Ansari yang menyebut bahwa dai ideal adalah yang “lisannya memukau dan tulisannya menggerakkan.”
Dalam sesi tersebut, Anwar turut membagikan teknik dan tips praktis dalam menulis, seperti pentingnya niat yang benar, membuat judul yang menarik. Di antara teknik menulis yang baik “Judul mengandung rima”, ujarnya. “Menulis apapun harus dimulai dengan niat yang tepat”, imbuhnya.
Suasana kajian berlangsung interaktif dan hangat. Para peserta aktif bertanya dan berdiskusi, bahkan mendapat hadiah sebagai apresiasi atas partisipasi mereka. penutup, para peserta diberi tugas untuk menulis berita mengenai kegiatan ini, sebagai langkah awal mempraktikkan ilmu yang telah mereka peroleh.
Melalui kegiatan ini, SQ Wahdah berupaya membekali santrinya dengan keterampilan berdakwah yang tidak hanya melalui lisan dan hafalan, tetapi juga melalui tulisan yang menggugah hati. Diharapkan, para santri dapat menjadikan pena sebagai alat dakwah yang efektif di era digital. [Sam]
Komentar