
Dalam kehidupan beragama, kita sering mendengar pentingnya menjaga salat, puasa, dan ibadah lainnya. Tapi ada satu hal yang tak kalah penting, bahkan sering disebut-sebut dalam Al-Qur’an dan hadis, namun kerap terlupakan: habluminannas.
Apa itu habluminannas? Secara sederhana, ini adalah istilah dalam Islam yang berarti hubungan manusia dengan sesama manusia. Dan inilah bagian penting yang sering kali terabaikan, padahal dampaknya sangat besar bagi kehidupan sosial maupun spiritual kita.
Apa Makna Sebenarnya dari Habluminannas?
Secara bahasa, habluminannas berasal dari bahasa Arab: “ḥablun” (tali), “min” (dari), dan “an-nās” (manusia). Artinya: tali hubungan antar sesama manusia. Dalam Islam, habluminannas mencakup bagaimana kita berinteraksi, bersikap, dan memperlakukan orang lain.
Berbeda dengan habluminallah (hubungan manusia dengan Allah), habluminannas fokus pada hubungan horizontal: antara kita dan keluarga, tetangga, teman, rekan kerja, bahkan orang asing sekalipun.
Mengapa Habluminannas Sering Terlupakan?
Al-Qur’an dan Hadis banyak membahas pentingnya berbuat baik kepada sesama. Salah satu ayat yang menjadi dasar habluminannas adalah:
“Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh…” (QS. An-Nisa: 36)
Rasulullah SAW pun bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Artinya, kualitas keislaman seseorang juga diukur dari bagaimana ia memperlakukan orang lain, bukan hanya dari ibadahnya.
Alasan utama sering dilupakannya habluminannas adalah karena tidak selalu terlihat “ibadah” secara langsung. Kita terbiasa menilai tingkat religi seseorang dari banyaknya salat, hafalan Al-Qur’an, atau panjangnya doa. Menyakiti hati orang lain, berbohong, mencela di media sosial adalah salah satu bentuk pelanggaran habluminannas.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”
Para sahabat menjawab, “orang yang tidak memiliki dirham maupun harta benda.”
Beliau menjawab, “Yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, namun ia pernah mencela orang lain, memfitnah, memakan harta tanpa hak, menumpahkan darah, dan memukul orang lain…” (HR. Muslim, No: 2581)
Jelas bahwa kesalahan kepada sesama manusia tidak bisa ditebus hanya dengan ibadah, kecuali kita meminta maaf dan memperbaikinya.
Menghidupkan Kembali Habluminannas
Untuk menghidupkan habluminannas, kita tidak perlu menunggu momen besar. Mulailah dari hal kecil:
• Maafkan orang lain sebelum tidur.
• Ucapkan terima kasih dan tolong dengan tulus.
• Dengarkan sebelum menilai.
• Jangan ragu meminta maaf jika berbuat salah.
Dengan memperbaiki hubungan antar manusia, insya Allah ibadah kita kepada Allah pun akan lebih bermakna.

Jangan Lupakan yang Horizontal
Islam adalah agama yang seimbang. Islam mengajarkan hubungan dengan Allah, tapi juga tidak melupakan hubungan antar manusia. Maka jangan hanya sibuk membangun menara ibadah ke langit, tetapi juga perkuat pondasi sosial di bumi.
Habluminannas adalah ibadah yang berjalan bersama akhlak. Jangan remehkan kekuatannya karena bisa jadi pintu surga terbuka bukan karena salat kita yang panjang, tapi karena satu kebaikan kecil kepada orang lain yang kita lakukan dengan tulus.



Komentar