Menghafal Al-Qur’an bukan hanya impian para santri di pesantren. Bahkan bagi mereka yang sudah dewasa dan memiliki segudang aktivitas, hafal Al-Qur’an tetap mungkin dilakukan. Hal ini disampaikan oleh Buya Ike Muttaqin, guru dari Ahmad dan Kamil — dua hafizh cilik yang pernah menjuarai ajang Hafizh Indonesia — dalam Tabligh Akbar bertema “Satu Rumah Satu Hafizh Al-Qur’an untuk Kejayaan Indonesia”, Ahad (10/10/2021).
Dalam acara yang diselenggarakan oleh DPW Wahdah Islamiyah Jawa Tengah dan Jawa Timur ini, Buya Ike membagikan 6 trik sederhana namun efektif agar siapa saja bisa menghafal Al-Qur’an — termasuk mereka yang merasa terlalu sibuk.
- Niat dan Kemauan yang Kuat
Kunci awal dari segala keberhasilan adalah niat. “Kalau kita sibuk, asal ada kemauan, pasti Allah akan mudahkan,” ujar Buya Ike. Tanpa niat dan dorongan dari dalam diri, menghafal hanya akan menjadi wacana. - Ikhlas Menjaga Niat
Menghafal Al-Qur’an bukan sekadar prestasi, tapi bentuk ibadah. Karena itu, keikhlasan sangat penting agar niat tetap lurus dan hati tetap bersih selama proses menghafal. - Punya Waktu Khusus
Sesibuk apapun, tetap luangkan waktu. “Kalau perlu kita punya ruangan khusus dan waktu khusus untuk menghafal. Sekali dua hari juga boleh, asal rutin,” jelas Buya Ike. Konsistensi lebih penting daripada kuantitas. - Singkirkan Gangguan
Buya Ike menyebutkan pentingnya fokus. “Singkirkan HP, nonaktifkan WA, Instagram, dan semua yang bisa membuyarkan konsentrasi.” Musuh hafalan bukan kurang waktu, tapi terlalu banyak distraksi. - Perbanyak Pengulangan
Hafalan itu mudah datang, tapi juga cepat hilang. Karena itu, jangan bosan mengulang. Semakin sering mengulang, semakin kuat hafalan melekat dalam ingatan. - Perkuat dengan Doa dan Muroja’ah
Menghafal Al-Qur’an tidak bisa lepas dari pertolongan Allah. Maka, teruslah berdoa agar dikuatkan. “Ahmad dan Kamil kami targetkan muroja’ah lima juz setiap hari. Sampai kapan? Sampai mati,” tegas Buya. Karena hafalan harus dijaga seumur hidup.
Karena Setiap Hati Punya Potensi Menjadi Penjaga Kalam Ilahi
Enam langkah yang dibagikan Buya Ike Muttaqin bukan sekadar tips teknis, melainkan peta jalan menuju impian besar: menjadi penghafal Al-Qur’an. Bukan hanya untuk anak-anak atau mereka yang punya banyak waktu luang, tapi juga untuk kita — yang dewasa, sibuk, dan penuh tanggung jawab dunia.
Al-Qur’an bukan milik mereka yang tinggal di pesantren saja. Ia milik siapa saja yang mau bersungguh-sungguh. Setiap ayat yang kita hafalkan bukan hanya menambah pahala, tapi juga membangun jiwa, membersihkan hati, dan menuntun hidup.
Maka, jika hari ini kita belum mulai, mulailah walau dengan satu ayat. Jika sudah mulai, teruslah walau pelan. Dan jika sudah jauh, jangan lupa untuk kembali mengulang.
Karena menghafal Al-Qur’an bukan soal cepat atau banyak, tapi soal istiqamah dan cinta.
Dan setiap rumah yang di dalamnya ada hafalan Al-Qur’an — walau satu orang, walau satu juz — adalah rumah yang sedang Allah istimewakan.
Mari wujudkan impian itu — satu rumah, satu hafizh. Demi kejayaan umat. Demi keberkahan hidup. Demi cinta kepada Al-Qur’an.
Komentar